SRILESTARIFARM.COM | Berikut ini sejumlah poin yang harus kamu pahami saat memutuskan memelihara kambing perah jenis peranakan etawa (PE). Kambing PE saat ini sudah banyak yang dikembangbiakkan tidak hanya untuk anakan dan penggemukan, tapi juga diperah susunya.
Kambing PE merupakan jenis hasil persilangan antara jenis jamnaparih (Etawa) yang berasal dari India dengan kambing kacang asal Indonesia.
Ada 5 fakta yang harus kamu pahami saat memulai bisnis kambing PE.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) memberikan rangkuman tentang pakan kambing PE, masa laktasi, khasiat susu dan karakter kambing.
Pertama, kambing PE memiliki produktivitas susu cukup tinggi antara 1-1,5 liter per hari dengan masa laktasi 4-6 bulan.
Pada program perkawinan setiap delapan bulan dengan masa beranak tiga kali dalam dua tahun, kambing ini sebaiknya diperah (dilaktasi) selama 4-6 bulan dengan masa kering selama 2-3 bulan.
Kedua, kambing PE memiliki produktivitas melahirkan anakan 1-3 ekor dengan bobot rata-rata 3-4,5 kilogram. Pakan yang dapat diberikan kepada kambing ini adalah rumput atau ramban segar dengan jumlah 4-5kg/ekor/hari, dan pakan konsentrat dengan jumlah 0.5-1 kg/ekor/hari dengan jumlah air minum yang hendaknya selalu tersedia secara bebas. Bobot anakan (cempe) kambing PE pada masa sapih bisa mencapai 13-15 kilogram.
Ketiga, kambing PE memiliki karakteristik warna bulu kombinasi putih, hitam dan cokelat, bentuk profil muka cembung dengan telinga panjang dan terkulai. Tanduk kambing Peranakan Etawah melengkung ke belakang. Bulu jenggot jantan kambing ini panjang, sementara kambing betina tidak memiliki jenggot.
Punggung berbentuk lurus, beberapa agak melengkung dan semakin ke belakang semakin tinggi sampai pinggul. Bulu tubuh bagian leher dan pinggul lebih panjang, dan pada jantan bulu lebih panjang mengurai dengan. Kambing ini memiliki ekor pendek.
Keempat, kambing PE terbukti lebih adaptif dengan kondisi iklim tropis di Indonesia. Pada tahun 2013 Kambing Peranakan Etawah sudah ditetapkan sebagai rumpun kambing lokal Indonesia melalui SK Menteri Pertanian Nomor 695/Kpts/PD.410/2/2013.
Kelima, daging dan susunya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Susu kambing merupakan sumber protein untuk meningkatkan gizi keluarga dan mempunyai potensi sebagai obat dari beberapa penyakit seperti asma, TBC, serta pemulihan kesehatan.
Selain untuk obat, susu kambing PE juga mempunyai nilai gizi yang tinggi dengan komposisi lengkap; lemak, protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral lainnya.
Komposisi susu Kambing Peranakan Etawah ini adalah air (83-87%), protein (3.3-4.9%), lemak susu (4-7%), Ca (0.129%) dan P(0.106%). (Mua)
Sumber: Balitbangtan