SRILESTARIFARM– Sebagai peternak kambing etawa baik untuk bisnis perah susu atau pedaging, harus memperhatikan perawatan yang tepat. Ada sejumlah hal yang harus dipahami agar bisnis kambing etawa tidak mengalami kegagalan.
Kesalahan yang paling sering terjadi, yakni peternak tidak memberikan jenis pakan yang beragam. Hanya memberi pakan hijauan misalnya.
Padahal, pakan yang beragam ibarat manusia bila menu makanannya monoton tentu akan timbul rasa bosan.
Makan, bila tidak diiringi dengan lauk yang beragam juga akan bosan, nafsu makan pun juga berkurang.
Kedua, kesalahan yang paling umum yakni memberikan pakan yang berlebihan. Padahal memberikan pakan yang berlebihan dan terus menerus tanpa jeda, justru membuat pertumbuhan kambing tidak optimal.
Mengapa demikian? karena pakan yang terus menerus diberikan justru tidak memberi kesempatan pada kambing untuk mencerna lebih lama. Sementara, kambing akan terus terangsang untuk makan bila pakan terus tersedia.
Kambing membutuhkan waktu untuk memamah kembali makanan yang sudah ditelan. Proses memamah kembali makanan yang sudah ada di lambung ini, sekaligus proses penyerapan nutrisi makanan.
Jadi, jika anda terus menerus menyediakan pakan di tempat makannya, maka berakibat kambing buncit namun tidak gemuk.
Waktu pemberian pakan kambing yang ideal yakni 2 kali sehari antara pukul 08.00-16.00 WIB. Sementara takaran pakan yang bisa diberikan yakni 10 persen dari bobot kambing.
Bila kambing sedang kurus, peternak bisa memacu penggemukan dengan memberi pakan tambahan sebanyak 3 kilogram saat siang hari. Pakan tambahan tersebut antara lain ampas tahu 40%, bekatul 40%, dan racikan singkong 20%.
Jangan lupa selalu sediakan setiap harinya, terutama setelah pemberian pakan tambahan.
Jenis Penyakit yang Umum
Kambing etawa memiliki sejumlah ancaman penyakit. Penyakit ini bisa datang kapan saja, apalagi bila kambing dirawat di kandang yang tidak ideal dan sanitasinya tidak diperhatikan.
Penyakit yang sering menyerang ternak kambing pada umumnya adalah cacingan, kudis (scabies), kembung perut (bloat), paru-paru (pneumonia), orf, dan koksidiosis.
Jika ada salah satu atau beberapa kambing yang terserang penyakit, maka sebaiknya di lakukan pemisahan dan segera tindakan pengobatan untuk mencegah penularan.
Masa Subur Kambing Etawa
Kambing etawa, begitu juga dengan kambing lainnya memiliki masa subur untuk dikawinkan. Pada masa subur ini, tingkat keberhasilan kawin kambing jantan dan betina akan tinggi.
Masa reproduksi kambing etawa betina yakni saat kambing sudah berusia lebih dari 10-12 bulan. Ciri-ciri kambing memasuki masa birahi berlangsung selama 1-2 hari dengan rentang waktu 17-21 hari.
Selama masa birahi, tingkah kambing akan terlihat, seperti gelisah, nafsu makan dan minum turun. Terutama, kambing lebih sering mengibaskan ekor, sering kencing, serta organ kemaluannya bengkak dan basah.
Bila sudah dikawinkan, tunggu perubahan perut kambing hingga 5 bulan ke depan. Pada masa ini, jangan lupa memperhatikan pola makan dan kebersihan kandang untuk menghindari terjangkitnya cacingan dan terkena penyakit skabies atau kudisan.
Kambing etawa, sekali melahirkan bisa 2-3 ekor anakan, dua kali dalam satu tahun. Jangan lupa, setelah anakan lahir, kambing butuh jeda waktu untuk kembali dikawinkan setidaknya 2 bulan.
Referensi:
www.kambingetawa.org/kesalahan-perawatan-kambing-etawa.html
sumbarprov.go.id/home/news/7931-cara-ternak-kambing-cepat-gemuk-dan-hasil-panen-maksimal
cybex.pertanian.go.id/detail-print.php?id=88550