Kambing Muara/Instagram.com @tamkinfarm

Tahukah kamu bahwa Indonesia juga memiliki kambing perah yang bisa bersaing dengan peranakan etawa. Kambing ini bernama kambing muara.

Kambing muara berasal dari Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Tidak hanya memiliki produktivitas susu yang bagus, kambing ini juga memiliki postur dan bobot yang lebih besar dibandingkan jenis lokal lain, kacang misalnya.

Bahkan, beberapa menyebut kambing muara sudah layak disandingkan dengan jenis peranakan etawa. Kambing muara juga memiliki postur yang kokoh dengan tinggi 89,2 centimeter dan berat 68,3 kilogram untuk jantan. Sementara kambing muara betina mencapai tinggi 72,2 centimeter dengan bobot 49,4 kilogram.

Selain itu, bagian ambing kambing muara juga cukup besar. Parameter lain kambing muara memiliki produktivitas susu melimpah yakni bisa memiliki anak hingga 4 ekor.

Kambing muara bisa memenuhi kebutuhan susu 4 ekor anaknya tanpa ada bantuan susu tambahan. Bahkan perkembangan anakan kambing, tak jauh berbeda dengan kambing yang memiliki anak 1 ekor.

Keunggulan lain, kambing muara juga cocok untuk iklim tropis di Indonesia. Selain itu, untuk produksi daging kambing muara juga tak kalah baik.`

Kambing muara memiliki dada yang lebih panjang dibandingkan dengan peranakan etawa. Bentuk badan kambing muara yang bulat juga mirip dengan tipe kambing boer.

Bentuk telinga kambing muara agak panjang dan jatuh tetapi telinga kambing peranakan etawa lebih panjang. Kemudian bagian hidung kambing muara tidak melengkung seperti boer dan peranakan etawa.

Kambing ini memiliki karakter warna coklat, coklat kemerahan, putih, hingga putih kehitaman. Bila dibudidayakan di Indonesia, kambing ini lebih tahan dari serangan penyakit dibandingkan jenis impor atau persilangan lain.

Kambing muara juga terkenal lincah, tidak agresif serta tak membutuhkan teknologi modern untuk memelihara kambing ini. (mua)

Referensi:

Pamungkas, Fitra Aji dkk, “Petunjuk Teknis Potensi Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia”, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2009

 

 

Komentar Anda