Kambing jenis peranakan etawa (PE) memiliki peluang yang bagus untuk dibudidayakan di Indonesia. Bisa katakan, kambing PE jadi pilihan terbaik karena sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya.
Berikut sejumlah keunggulan kambing PE yang bisa jadi pertimbangan tepat memulai bisnis budidaya.
Kambing PE merupakan hasil persilangan antara jenis kambing kacang lokal dengan etawa. Bila kambing kacang dikenal memiliki postur tubuh kecil namun sangat kuat menghadapi iklim tropis di Indonesia. Sementara etawa berasal dari India dengan nama populer lain Jamnapari dikenal memiliki postur besar.
Bisa dibayangkan, kambing peranakan PE mendapatkan dua-duanya dari keunggulan jenis kacang dan etawa.
Kambing etawa jantan memiliki tinggi mencapai 90 hingga 127 centimeter dengan bobot mencapai 91 kilogram, sementara betina sampai 63 kilogram.
Salah satu ciri khas kambing etawa, memiliki daun telinga lebar dan panjang. Bagian dahi dan hidungnya terlihat kokoh sedikit cembung. Meski bagian kepala memiliki struktur kokoh, bagian tanduk jenis etawa bertanduk pendek.
Sementara kambing kacang, baik yang berkelamin jantan maupun betina mempunyai tanduk dengan ukuran panjang 8 – 10 cm. Berat tubuh kambing kacang dewasa rata-rata sekitar 17 – 30 kg.
Masih Terkonsentrasi di Pulau Jawa
Sementara itu, sebaran populasi kambing segala jenis, di Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat populasi kambing pada tahun 2021 di Indonesia mencapai 19,23 juta ekor, naik 2,89 persen dibandingkan tahun 2020. Bila ditinjau dari data statistik, jumlah populasi kambing di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sejak tahun 2011.
Populasi kambing paling banyak berada di Jawa Tengah, yakni 3,79 juta ekor. Jawa Timur dan Lampung berada di posisi selanjutnya dengan jumlah kambing masing-masing sebanyak 3,76 juta ekor dan 1,57 juta ekor.
Sementara itu, populasi kambing di Indonesia juga pernah mengalami penurunan akibat dampak krisis ekonomi di tahun 1997. Kondisi tersebut masih berlanjut hingga tahun 2001.
Jumlah populasi pada akhir tahun 1997 sebesar 14.163.000 ekor menurun menjadi 12.456.000 ekor pada bulan Mei 2001.
Untuk di Pulau Jawa sendiri, sebaran pembudidaya jenis PE terbanyak berada di Jawa tengah.
Potensi susu perah kambing PE
Memelihara kambing PE ibarat menyelam sambil minum air. Sebab, ukuran kambing yang besar sangat berpeluang untuk bisnis pedaging. Kambing PE juga memiliki potensi yang menjanjikan bila dimanfaatkan untuk diperah susunya.
Di Indonesia, jenis kambing yang dibudidayakan untuk produksi susu dan daging rata-rata jenis kambing PE, Saanen, Anglo Nubian dan Sapera.
Jenis PE memang paling banyak dipelihara, namun meski memiliki ukuran besar, produksi jenis ini masih kalah dengan kambing Sapera.
Produksi susu kambing PE rata-rata masih 857,3 ml per ekor setiap harinya. Sementara kambing jenis sapera bisa mencapai 1.470 ml per ekor setiap hari dan jenis kambing anglo nubian 1.190 ml. Meski produksi susu kambing PE kalah dengan jenis Sapera kadar protein jenis PE lebih tinggi.
Meski demikian, kualitas pakan kambing masih jadi faktor utama untuk memicu produktivitas susu lebih optimal.
Produktivitas Kambing
Kambing PE memiliki produktivitas yang cukup bagus. Dalam setahun kambing PE bisa melahirkan dua sampai tiga kali dengan produktivitas setiap melahirkan 1-3 ekor anakan.
Sementara kambing PE sudah siap panen untuk pedaging bila sudah mencapai usia 8-12 bulan, ditandai dengan gigi ompong.
Kambing PE betina sudah siap dikawinkan saat memasuki usia 10-12 bulan. Pada usia tersebut, ada momen kambing mencapai birahi selama 1-2 hari dengan siklus yang cukup lama 2-3 minggu.
Kambing PE yang mencapai puncak birahi bisa ditandai dengan perubahan perilaku, seperti sering mengibaskan ekor, sering kencing dan bagian organ kemaluan tampak basah. (Mohamad Ulil Albab).
Sumber rujukan
S. Rusdiana, L. Praharani, dan Sumanto, “Kualitas dan Produktivitas Susu Kambing Perah Persilangan di Indonesia”, Jurnal Litbang Pertanian, Vol. 34 No. 2 Juni 2015: 79-86
Dataindonesia.id, “Populasi Kambing Indonesia Capai 19,23 Juta Ekor pada 2021”. https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/populasi-kambing-indonesia-capai-1923-juta-ekor-pada-2021.
https://disnakkan.grobogan.go.id/info/berita/533-mengenal-kambing-peranakan-etawa
“Kambing Kacang Kambing…” repository.uin-suska.ac.id
Buku Meningkatkan Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa Oleh Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc.Agr , Ir. Zainal Abidin