SRILESTARIFARM.COM | Kambing merupakan salah satu hewan penghasil daging dan susu. Susu kambing memiliki protein yang tinggi dibandingkan susu sapi dan sebagai sumber mineral, kalsium serta fosfor yang baik untuk pertumbuhan bayi.
Salah satu kelebihan susu kambing adalah memiliki butir lemak yang lebih kecil dibandingkan susu sapi serta memiliki proporsi asam lemak rantai pendek dalam jumlah yang relatif tinggi sehingga susu kambing lebih mudah dicerna.
Banyaknya macam penyakit pada domba tidak jarang diakibatkan oleh kebersihan. Kondisi kandang yang kotor dan juga akan berpengaruh juga terhadap kebersihan dari domba tersebut. Padahal kondisi kandang dan tubuh domba yang kotor akan menjadikan sarang penyakit bagi domba itu sendiri. Maka semakin bersih lingkungan dan juga kambing, maka akan semakin baik bagi kesehatan kambing itu sendiri.
Salah satu penyakit domba yang paling lumrah adalah penyakit Mastitis. Penyakit ini akan sedikit diulas dalam tulisan kali ini.
Penyakit Mastitis yang seringkali diderita oleh domba ternak ini tidak bisa dianggap remeh oleh para peternak. Hal ini karena penyakit tersebut bisa mengakibatkan kerugian yang besar bagi peternak itu sendiri. Kerugian yang akan timbul pun juga tergolong sangat besar.
Hal ini karena setidaknya penyakit tersebut akan berakibat pada penurunan produksi susu domba bahkan sampai 20. Kekurangan susu ini tentu akan berakibat pada anakan kambing tersebut yang kekurangan pasokan kolostrum sehingga akan berpotensi meningkatnya jumlah kematian pada anak domba.
Tidak hanya itu, penyakit ini juga tidak hanya akan membuat para peternak menghabiskan banyak uang untuk pengobatan domba, namun juga peternak akan berpotensi kehilangan banyak ternak. Susu juga tidak hanya berkurang secara kuantitas namun juga secara kualitas, sehingga susu hasil dari domba yang terkena penyakit ini berpotensi untuk ditolak di pasaran. Hal ini karena susu tersebut memiliki jumlah sel somatik yang tinggi.
Penyakit ini paling banyak kasus disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri yang paling banyak terlibat dalam penyakit tersebut baik secara klinis maupun non klinis adalah Bakteri Staphylococcus sp.
Selain itu bakteri lain yang juga seringkali terlibat dalam penyakit ini adalah Bakteri S. Aureus yang terdapat di sekitar ambing. Bakteri tersebut dapat berasal dari kulit, tangan pemerah, kain yang digunakan untuk mengeringkan ambing, mesin pemerah, dan lingkungan di sekitar kandang
Sehingga dalam hal ini, penyakit ini juga berhubungan dengan faktor resiko manajemen pemerahan yang tidak bersih dan higienis. Mulai dari pemerahan yang tidak tuntas sampai sanitasi yang kurang baik. Selain itu status kelahiran induk dan produksi susu juga berpengaruh terhadap munculnya penyakit mastitis ini.
Berdasarkan gejala klinis, mastitis dikelompokkan menjadi dua yaitu klinis dan subklinis. Mastitis digejalai dengan depresi, nafsu makan turun, suhu tubuh meningkat, otot lemah dan kelainan air susu yang dikeluarkan. Mastitis akut ditandai dengan peradangan ambing secara mendadak dibarengi dengan gejala sistemik.
Diagnosis mastitis dapat dilakukan dengan menggunakan reagen IPB-1 atau CMT. Selain itu pemeriksaan dapat dilakukan dengan metode brabanter mastitis yang dibawa ke perubahan PH.
Pengobatan mastitis dilakukan dengan tidak mengkonsumsi karena residu antibiotika. Cara lain yang dapat diterapkan dalam mencegah mastitis yaitu dengan pencelup puting sebelum maupun sesudah. Penanganan yang tepat sangat dibutuhkan karena dapat mempengaruhi kualitas produksi kambing.