Banyak yang menyebut kambing perah saanen dan sapera merupakan jenis yang sama. Meski kambing sapera dan saanen memiliki hubungan yang tak terpisahkan, namun ada perbedaan tegas yang harus dipahami.
Kambing saanen berasal dari Swiss dan cocok dibudidayakan di dataran tinggi, karena kurang adaptif dengan dataran rendah. Sementara kambing sapera merupakan hasil persilangan kambing saanen dengan peranakan etawa (PE).
Selain di Indonesia, kambing perah jenis saanen ini telah menyebar ke berbagai negara seperti Inggris, Amerika dan Australia. Di Inggris, kambing saanen disilangkan dengan kambing setempat dan menghasilkan kambing british saanen.
Di Selandia Baru ada jenis kambing sable yang juga merupakan keturunan dari kambing saanen.
Produksi Susu Tinggi
Kendati demikian, kambing saanen dan sapera sama-sama memiliki produktivitas susu paling tinggi dibandingkan jenis peranakan etawa dan anglo nubian.
Bila dibandingkan, produksi rata-rata susu kambing anglo nubian mencapai 1.190 mili liter per hari, sementara peranakan etawa (PE) mencapai 857,3 mili liter per hari.
Kemudian bandingkan dengan kambing sapera atau saanen yang memiliki produksi susu harian mencapai 1.470 mili liter per hari. Belum lagi, kambing jenis sapera dan saanen memiliki masa laktasi lebih panjang, bahkan bisa sampai satu tahun bila tidak dikawinkan.
Bahkan, produktivitas susu kambing saanen atau sapera ada yang menyebut bisa mencapai 3,8 liter per hari. Produktivitas susu kambing ini juga tergantung pada suhu wilayah dan kualitas pakan.
Adaptif di dataran 1000 Mdpl
Kambing ini disebut kurang adaptif dengan lingkungan tropis, sehingga lebih cocok untuk di wilayah dataran tinggi sekitar 1000 Mdpl.
Kambing saanen memiliki ciri khas warna bulu putih dan terdapat bintik hitam pada telinga dan hidung. Kambing saanen betina daun telinganya lurus tegak ke atas, kaki kecil dan ekor pendek. Bobot badan kambing jantan dewasa sekitar 90 kg dan kambing betina dewasa 60 kg.
Selain diambil susunya, kambing saanen juga dipelihara sebagai penghasil daging dan kulit.
Meski lebih adaptif di dataran tinggi, buat para peternak yang ingin mendapatkan produktivitas susu yang sama, bisa memilih jenis sapera. Kambing jenis sapera terbilang lebih adaptif karena bisa dibudidayakan di dataran sedang. Hal ini tidak lepas karena kambing sapera sudah dikawinkan silang dengan kambing PE yang adaptif.
Kambing saanen memiliki memang memiliki produktivitas susu yang tinggi, namun pemberikan pakan juga harus bernutrisi tinggi.
Agar produktivitas susu tinggi, peternak bisa memberi komposisi pakan hijauan, jerami dan biji-bijian. Dan jangan lupa kebutuhan minum kambing ini bisa mencapai 3 liter per hari. (mua)
Referensi:
https://www.bbpkhcinagara.com/site/detail-blog-mengenal-kambing-perah-sapera
S. Rusdiana, dkk, “Kualitas dan Produktivitas Susu Kambing perah Persilangan di Indonesia”, J. Litbang Pert. Vol. 34 No. 2 Juni 2015
litbang.pertanian.go.id